Seminggu terlewati oleh Maharani yang hanya menghabiskan waktunya di dalam rumah. Ia masih memulihkan tubuh pasca operasi sesar untuk mengeluarkan kedua bayinya yang sudah tak bernyawa. Sore ini wanita itu memilih duduk di kursi taman belakang rumahnya. Menyaksikan dedaunan yang tertiup embusan angin dan menikmati gemercik air dari pancuran yang dibuatkan Amir untuknya. Pancuran yang dibuat berbahan dasar bambu, kelak sebagai tempat bermain anak-anak mereka. “Nanti anak-anak bisa main air di sini, Sayang,” ucap Amir kala itu. Maharani mengembuskan napas berat melalui bibir pucatnya. Batinnya benar-benar merasa letih melewati perjalanan hidupnya yang terjal. Air mata kesedihan masih saja membayanginya hingga kini. Entah sampai kapan. Satu yang pasti, Maharani merasa hidupnya terlampau b