Zea dan dr. Viona panik. “Ya Tuhan, kita harus apa, Zea!!” teriak dr. Viona. Hugo berusaha mencekik bagian bawah kepala ular. Dengan sekuat tenaga ia berusaha melindungi diri sambil melirik mereka, “Cepat cari ranting!” gumamnya pelan dengan rahang mengeras. Zea langsung mengangguk, “Kita harus cari ranting!!” “Hugo, tahan!” teriak dr. Viona lalu mencari ranting di sana. Mereka panik dan tidak bisa berkonsentrasi. “Oke, tenang. Tenang, Zea. Kita harus tenang. Lihat Hugo sekarang. Ular itu mulai melilit kedua kakinya. Tenang.” Kalimat dr. Viona sontak menenangkan hati Zea. Mereka berdua menenangkan diri agar mampu berpikir dengan kepala dingin. “Aku sudah tenang, Dok.” “Baiklah. Ayo!” Hugo berusaha menahan diri. Napasnya tersengal merasakan kedua kakinya terlilit. “Hugo! Lemaskan