---**--- Amazzon Rainforest, South America., Mata Zea mengerjap kala telinganya mendengar suara hampir berbisik. “Zea? Zea, bangunlah. Zea, bangun. Aku mau menunjukkan jalan padamu.” Dia menggeliat dan merasa kalau matanya masih sangat mengantuk. Ia miring ke arah dr. Viona dan kembali merelekskan tubuh. “Zea, bangunlah. Aku ada di sini. Waktuku tidak banyak. Bangunlah, aku akan menunjukkan jalan keluar padamu.” Tiba-tiba saja mata Zea terbuka lebar. “Axton?” gumamnya spontan bangkit dari tidur, kemudian melihat sekelilingnya. Ia memperhatikan dr. Viona dan Hugo masih tertidur pulas, bahkan mereka mendengkur. “Zea, aku di sini. Kau bisa melihat aku??” Dia pun menoleh ke kanan dan ke kiri, “Axton? Kau kah itu?” “Iya, Zea! Ini aku! Aku ada di sini. Lihat aku. Bayangkan kalau aku ad