My stalker vampire 12
"Hei! wake up!"
"Hei!"
Uh, suara siapa itu? kepalaku sakit sekali. Aku membuka mataku dengan perlahan, aku bukan dramatis tapi karena membuka mata ini sulit sekali dan aku harus menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku. Ah ini di UKS.
"Thank's god. Kupikir kau mati" ucap pria di sampingku dan aku tidak tau siapa pria itu.
Aku memegang kepalaku dan sangat sakit sekali, kurasa aku mendapatkan benjolan. Tapi siapa pria disampingku ini? Kenapa dia sok care denganku? Dan apa katanya? Mati?
"Maafkan aku, karena tidak sengaja menyenggol temanku yang mendribble bola, sehingga aku membuatmu jadi seperti ini," jelasnya dan sekarang aku ingat.
Sungguh rasanya ingin marah mengingat kejadian tadi "Kau bodoh, perhatikan gerakmu. Bagaimana jika aku geger otak atau pendarahan di kepala? Kau mau ganti rugi?!" omelku dan dia hanya diam, kurasa dia mengakui kelalaiannya.
"Ah sudahlah, marah-marah sendiri tidak akan menghilangkan sakitku," gerutuku pada diriku sendiri.
"Marah akan membuatmu menjadi lebih tua," koreksinya dan aku tidak tau apakah itu nasihat atau ejekan, semua terdengar sama olehnya.
Aku mengepalkan tanganku, ingin sekali meninju pria ini "Kau menyumpahiku menjadi tua? Begitu maksudmu?" tanyaku.
Pria itu mengeluarkan ekspresi bingung, "Entahlah, mungkin saja," jawabnya ambigu dan aku kali ini tidak akan menahan amarahku.
Aku lempar ia dengan bantal dan apapun yang ada didekatku. Bahkan aku melemparkan ia selimutku hingga tidak ada benda yang tersisa didekatku.
Anehnya respon yang kudapat bukan balik marah melainkan wajahnya kebingungan dan arah pandangannya melihat bagian kakiku dan saat kulihat arah pandangannya aku mendapatkan rokku tersingkap hingga menampakkan hotpansku.
"Hei! Menghadap ke arah lain, Asshole!" teriakku dan segera memperbaiki rok ku.
Ia tidak menghadap ke arah lain tetap melihatku dan berkata "Baru kali ini aku melihat seseorang gadis memakai hotpans ke sekolah biasanya hanya CD saja"
"Ah, enyahlah kau bodoh!" usirku dan ia pergi keluar UKS namun sebelum ia benar-benar keluar ia mengatakan hal memalukan.
"Lebih baik kau memakai CD saja agar lebih terlihat menarik seperti gadis lainnya," godanya dengan senyuman mesumnya.
•••
Aku berjalan sekitaran taman, menunggu Mike yang tadi menelponku untuk bertemu. Aku penasaran apa yang ingin Mike bicarakan denganku.
Terlihat disana Mike menuju arahku. Ada yang aneh dari Mike dia menatapku tajam dan dia tidak pernah menatapku sepeti itu sebelumnya.
Saat dia sudah sampai didepanku aku mulai gemetar karena ia tampak sangat marah dan itu membuatku takut. Ia berusaha berdekatan denganku sedangkan aku berusaha menjauh.
Ia akhirnya berhenti mendekatiku dan masih menatapku tajam "Kau wanita jalang Mika, sama dengan Logan!" makinya.
Aku tak tau apa permasalahannya kini dan ia langsung menghinaku dan logan. Kini ia kembali mendekat padaku dan aku berjalan mundur, takut akan dirinya.
Sialnya taman ini sepi sekali, jika Mike keluar batas siapa yang akan menolongku. Aku berpikir mencari cara agar menghentikan kemarahan Mike atau mencari waktu untuk lari.
"Apa maksudmu Mike?" tanyaku masih dengan berjalan mundur dan Mike masih berjalan mendekatiku.
Mike tergelak lalu tiba-tiba terdiam "Jika saja Logan b******k itu tidak datang tadi pasti aku sudah bisa mendapatkannya, dan dengan gaya super hero bancinya si b******k itu memukulku, membuatku malu dihadapan yang lainnya," ucap Mike sarkas.
"Itu bukan salahnya, tapi salah dirimu yang mengambil pacarnya," balasku.
Dan kini Mike menerjangku dan menarik rahangku kehadapannya. Sungguh sakit sekali saat ia menekan rahangku kuat, seperti rahangku ingin terlepas dari tempatnya.
"Kau tau Mika, aku akan membalaskan dendamku kepadamu. Kau hanyalah jalang yang tidak tau diri padahal aku sudah berbaik hati ingin bermain padamu walaupun hanya sebentar," ucapnya.
Aku menangis, tekanan dirahangku semakin kuat. Aku berusaha meninjunya menjambak rambutnya tapi yang kudapat malah ia semakin membuatku kesakitan.
"Lepaskan!"
"Tolong!" teriakku.
Mike menjatuhkanku ke tanah dan mulai mencekikku. Aku kehabisan napas, semuanya terlihat memburam dan Mike semakin menguatkan cekikkannya.
Aku merasa melihat Jordan tapi apakah itu memang dia?
Apakah aku masih bisa tetap hidup? Aku tidak bisa bernapas dan semuanya terasa dingin dan kelam. Jared! Logan! Mom! Tolong aku!
•
•
•
"Huh!"
Aku terbangun. Di sampingku terdapat Jordan yang menatapku cemas. Aku memegang leherku dan tidak merasakan sakit apapun, aku juga mengecek napasku yang tidak sesak sedikit pun.
Ini bukan di taman, kamar siapa ini?
"Syukurlah kau masih bisa kuselamatkan," ujarnya.
"Apa yang terjadi?"
"Dimana Mike?"
"Apakah aku sudah mati?" tanyaku menggebu-gebu.
"Pertama, aku ingin meminta maaf terlebih dahulu, Mika."
Aku mengernyit. "Minta maaf atas apa?"
"Sebenarnya kau sudah mati dan aku kembali membangunkanmu tetapi kau bukan dirimu lagi,"
"Apa maksudmu?!"
apa sekarang aku berada di akhirat? atau aku berada di kehidupan selanjutnya? aku mengalami reinkarnasi?!
"Kau kini adalah milikku dan sama sepertiku, kau berubah menjadi vampir."
Aku terdiam dan sejurus kemudian tertawa. Leluconnya sangat buruk sekali namun sukses membuatku tertawa. padahal aku sudah memikirkan hal-hal aneh dan semakin aneh saat Jordan mengatakan hal itu.
"Okay, Jordan sang vampir dan aku juga. Aku akan pulang sekarang, okay?"
Aku turun dari ranjang. Dan mencari sepatuku tetapi sebuah tangan menahan tanganku.
Aku menoleh, mendapatkan Jordan menatapku serius. Aku sungguh tidak percaya, di dunia yang serba modern saat ini masih ada vampir atau sejenisnya, bukankah hal itu gila.
"Berhentilah Jordan, aku bukan anak kecil yang bisa kau bohongi,"
"Aku serius, ingin membuktikannya?" tantangnya.
Aku mengangguk remeh, "Kenapa tidak?"
Jordan menarik tanganku ke arah balkon, dan ya aku tau hal itu, pantangan bagi setiap vampir untuk mendekati sinar matahari, mereka akan terbakar. Aku sudah menonton semua film vampir dan aku tahu itu.
Jordan yang berdiri di sebelahku mulai mengulurkan tanganku ke arah sinar matahari. Aku sebenarnya ragu, entah mengapa melihat sinar matahari kini sangat menyakitkan.
Aku mulai mencapai sinar matahari dan seperkian detik aku langsung menarik kembali tanganku. UJUNG JARIKU TERBAKAR! Ini tidak mungkin! Sangat tidak mungkin.
"Kini kau percaya, bukan?"
Aku mundur, menjauh dari Jordan yang kini terlihat mengerikan bagiku. Sialan! Kenapa aku tidak mengetahuinya? Baju hitam, noda merah di sudut bibir, dan bau yang amis seperti darah menguar dari tubuhnya.
"Kau membenciku?" tanya Jordan.
"Hell! Bagaimana aku bisa membencimu?! Aku menyukai ini!"
Jordan terlihat terkejut tapi memang, aku sudah memikirkan sejak lama bagaimana jika aku menjadi vampir pasti itu menyenangkan!
"Thank's Jordan, aku akhirnya mendapatkan keinginanku! Aku tidak percaya ini!"
Jordan tertawa, "Kau luar biasa, Mika."
"Pastinya!" jawabku, aku tidak bisa menahan senyuman gila ini.