Begitu pintu kamar suite itu tertutup di belakang mereka, Adiraja langsung menarik tubuh Nayara ke dalam pelukannya. Satu lengannya melingkari pinggang ramping istrinya, sementara tangan lainnya menyusup ke tengkuk, menempelkan bibirnya di telinga Nayara yang seketika memerah. “Baby…” bisiknya rendah, penuh geraman tertahan, “pakai yang sudah kupilih di walk-in closet. Aku menunggumu di bawah.” Suara serak itu membuat bulu kuduk Nayara berdiri. Tapi bukannya langsung menurut, Nayara justru merengek manja. Ia menyandarkan kepalanya ke d**a Adiraja, bergelendot dengan suara menggemaskan. “Mas... kenapa sih? Nggak bisa langsung dipeluk aja gitu? Nggak usah ganti-ganti baju segala...” Adiraja terkekeh lirih, menunduk, mencium pelipis sang istri dengan lembut namun sarat makna. “Sudah… laku

