23

1687 Kata

Sudah seminggu sejak kepulangan mereka dari Bandung. Dan selama itu pula, segala bentuk interaksi personal antara Nayara dan Adiraja seolah dibekukan oleh jarak yang sengaja diciptakan Nayara. Tembok itu dingin, tinggi, dan nyaris tak tertembus. Semua yang tersisa hanyalah percakapan profesional, sesingkat dan seterukur mungkin. Sapaan hangat? Tidak ada. Tatapan penuh makna? Dibuang jauh-jauh. Bahkan Nayara kini selalu memastikan Rizal—asisten pribadi Adiraja—menjadi perantara segala urusan kantor. Termasuk untuk sekadar menyampaikan dokumen atau mengatur jadwal rapat. Namun tidak untuk hari ini. Hari ini, Rizal harus menangani proyek bersama Rakendra, kakak Adiraja, yang mendadak datang ke kantor pusat Mahadipa. Dan sebagai sekretaris langsung, Nayara tak punya alasan untuk menolak me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN