Adiraja menginjak pedal gas hingga jarum speedometer menusuk angka yang seharusnya tak lagi wajar. Deru mesin mobilnya meraung liar di jalanan malam, membelah gelap dengan sorot lampu tajam. “Bodoh… sialan… b*****t!” umpatan itu keluar berkali-kali dari bibirnya. Kedua tangannya mencengkeram kemudi begitu kuat, buku-buku jarinya memutih. Matanya merah, napasnya memburu. Bagaimana bisa ia melupakan satu hal sepenting itu? Bagaimana ia bisa lengah, membiarkan Nayara bertatap muka dengan monster bernama Rakendra? "Kenapa aku bodoh sekali hari ini?" desisnya, hampir serak oleh amarah dan panik yang membuncah di dadanya. Wajah Nayara melintas di benaknya—tatapan ketakutan istrinya siang tadi, tubuhnya yang gemetar di pelukannya… dan kini, fakta bahwa dia tidak tau bagaimana keadaan istriny

