17. Kakak Kesayangan

1915 Kata

"Ma," panggil Jill pelan. Elena yang tengah termangu di sisi ranjang sang suami, mengangkat wajahnya ketika mendengar suara sang putri yang sudah cukup lama tidak ditemuinya. "Jill, kamu baru sampai?" "Iya, Ma." Jill mendekat dan memeluk Elena dari belakang. Elena menepuk dan mengusap tangan Jill yang melingkari lehernya. "Kamu nggak mau istirahat dulu?" "Jill mau di sini, Ma." Jill tiba-tiba ingin menangis melihat tangan kurus ibunya yang kini terlihat mulai berkeriput. Ibunya memang sudah tidak muda lagi, tapi kerasnya kehidupan yang ibunya jalani seolah mempercepat proses itu. "Sudah makan?" "Belum, Ma." "Kenapa tidak makan dulu? Nanti sakit," tegur ibunya. "Nanti aja, Ma." "Nanti kapan? Makan dulu, Jill. Papa kamu juga masih tidur. Nanti kamu selesai makan baru ke sin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN