Seharusnya aku tahu. Aku hanya bergelung dalam puing derita. Tak pantas aku berharap pada sebuah rasa. Nyatanya cintamu pun tak membuatku bisa bahagia. Tetap aku yang akhirnya terluka. Memang tiada yang bisa menebak alur skenario yang Tuhan berikan pada hidup kita. Semua serba rahasia. Apa yang sudah bisa ditebak di depan mata saja, bisa saja meleset. Bak anak panah yang mungkin lepas dari busurnya dan melesat tak tentu arah. Sebisa mungkin kita pastikan ia mendarat di tempat yang pas, tapi saat angin hadir tanpa bisa kita cegah, membuat rencana jauh dari yang kita harapkan. Tak mungkin kita protes pada sang pemilik alam. Karena seperti yang kita tahu, sebaik-baiknya rancangan umat manusia, lebih baik rancangan Tuhan. Jadi, ketika rancangan yang sudah sebaik mungkin Nazla konsepkan