Kucoba menata kata dan merangkai kalimat. Sayangnya tak ada satupun yang bermakna kesempurnaan. Haruskah kutepis bayangmu yang kian melekat. Dalam sepinya hati, kabar darimu tetap aku nantikan. Sepanjang perjalanan pulang, Dayan sama sekali tidak bersuara. Pikirannya terpusat pada apa yang terjadi hari ini. Apa itu sebabnya Nazla tak pernah mau bercerita tentang apapun masa lalunya? Ada yang berusaha Nazla sembunyikan tapi mengapa? Dayan mendesah dalam hati. Apa ia salah terlalu terburu-buru melamar Nazla? Dayan hanya ingin memiliki pendamping yang kebetulan putrinya suka. Tapi ternyata semua masih abu-abu. Jika semua sama berperang dengan pikirannya, berbeda dengan Andini. Wanita itu tentu saja memasang wajah penuh kemenangan. Akhirnya lamaran itu tak jadi. Baguslah. Nazla-Nazla.