Dira masih diam saja, ketika Dipta menggandeng tangannya masuk ke dalam unit apartemen mereka. Jam dua malam, masih belum pagi untuk memulai perdebatan. Masuk dalam apartemen, Dipta membaringkan Dira di sofa ruang tamu sekaligus ruang tv yang sejak kemarin dia gunakan tidur. Dira tidak menolak, hanya diam saja. Terlebih saat Dipta membaringkan dirinya juga dan memeluk Dira dari belakang. “Maaf tadi aku kasar, Yang, aku nggak suka kamu pakai-pakaian begini. Ini cuman boleh dipakai kalau ada aku.” Dira mengangguk masih enggan mengeluarkan suaranya. Tangan Dipta yang tadinya hanya melingkar sudah menyusup ke dalam kaos longgar Dira, menyapukan jari-jarinya di perut rata Dira. Dipta mengecupi pundak istrinya. “Mau di sini?” Dira masih bungkam.