Dipta berlari mengelilingi rumah sakit. Dira tersenyum senang melihat kegembiraan sang suami. Betapa bahagianya Dipta. Usahanya tiap malam tidak sia-sia. Di rahim istrinya ada janin berusia satu bulan. Kali ini apapun maunya Dira, Dipta akan coba kabulkan. Mesti harus berenang melewati samudra sekalipun. Dipta sangat menginginkan seorang putri. Semoga kali ini bukan jagoan lagi pasukannya. “Sayang, jangan lari-larian. Nanti kamu jatuh.” Ucap Dira yang melihat suaminya berlari kembali ke arahnya. “Aku bahagia, Yang, kembar mau punya adek.” Dira memeluk suaminya erat. Saat Dipta merentangkan tangannya. Seluruh manusia yang berada di rumah sakit sangat iri melihat kebersamaan pasangan muda itu. Selain paras yang mereka irikan, kebahagiaan merekalah faktor uta