Sesampainya mereka di rumah. Dipta masih tidak bisa mengontrol ekspresi kemarahan di wajahnya. Kemarahan masih nampak dari raut wajah Dipta yang memerah. Mami Dira yang kebetulan tengah berkunjung menjadi ngeri sendiri melihat anak mantunya yang lebih terlihat seperti mafia itu. Bayangkan saja baju seragam yang sudah disampirkan di pundak, walau sebenarnya tadi berangkat ke supermarket memang Dipta sudah melepas seragamnya di mobil. Belum lagi si Dipta yang membawa kantong belanjaan lalu dilempar begitu saja. Terkesan urakan sekali batin Maminya Dira. “Abang kenapa? Kenapa kaya preman pasar gitu? Bukannya tadi ke supermarket?” memang dasarnya Dipta sedang tidak ingin berhalus ria, Dipta menjawab ibu mertuanya itu dengan ketus. “Dipta lagi marah Mi.” Katanya. Sunggu