PART. 21 TERIMA KASIH, CINTA

1003 Kata

Sakha lebih dulu bangun, ia membangunkan Shinta, karena saat Dzuhur hampir tiba. "Chinta, Chinta!" Sakha mengusap bahu Shinta lembut. "Ehmm ... apa?" sahut Shinta dengan suara berat. "Bangun, hampir waktunya dzuhur." "Ehmmhhh ... badanku rasanya remuk, Chakar Ayam," gumam Shinta, ia menggeliat pelan, bibir Sakha menyambar ujung d**a Shinta yang terpampang di depannya. "Eeeh Cakhar ayam, iiih lepasin, gue capek tahu!" Sakha tidak peduli dengan protes Shinta, tangannya justru merayap menyusuri kulit perut Shinta dan berakhir di bagian bawah perut. "Cakhar ayam ...." Shinta mengerang pelan. Jemarinya meremas rambut Sakha kuat. Punggung Shinta terangkat, remasannya di rambut Sakha semakin kuat. Kepalanya mendongak, matanya terpejam, mulutnya terbuka, dan mengeluarkan erangan tertahan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN