"Ada apa lah In, apa perlu bantuan dari kami?" Tanya Tara. Ia penasaran, Zain yang dulu berapi-api saat bekerja kini terlihat tak bersemangat menjalani hidupnya. Namun Zain menggeleng, tak seperti biasanya. Jika Zain terlihat sangat menonjol ketika ada di pasar, dan tampak mendominasi. Tapi berbeda kali ini ia lebih senang banyak diam, melihat aktifitas orang-orang di pasar yang lalu lalang. Ia seolah sengaja mengisolir dirinya. Zain tiba-tiba teringat jika harus menemui Pak kyai, karena beliau tidak mempunyai nomor kontak Zain. Lebih baik Zain datang langsung ke rumah Pak Kyai daripada harus menunggu, siapa tahu ada kabar tentang Talita. Dan juga Putri anaknya. Dia harus segera menjadi pendonor darah, tapi harus menunggu lebih dulu komando dari ke dua orang tua angkat Putri. Perlahan