"Hehm, kalau ibunya cantik biasanya anaknya perempuan lho," goda Ibu mertua ketika meletakkan kudapan dan teh di atas nakas. Di kamar Talita dan Candra. "Ibu bisa aja, Talita kan malu Bu," ucap Talita dengan senyum yang mengembang. "Kan biasanya gitu Lit." Ibu meyakinkan. "Ya sudah Ibu lanjutin masak dulu ya udah mau sore takut kesorean pulangnya." Bergegas ibu melangkahkan kaki menuju dapur lagi. Sementara Talita mengambil apa yang ibu mertua sediakan untuknya. Perut yang tadi mual tak terasa sudah agak membaik begitu minum teh hangat. Seingat Talita tak sampai ia mual begini saat hamil pertama, tapi kali ini mengapa berbeda? Ia harus kuat bukan hanya untuk anak dalam kandungannya tapi juga untuk Putri. Singkat waktu Candra akhirnya telah pulang dari berjualan, dan sesuai pesan d