Keduanya sama-sama terdiam, menelisik jauh soal masalah yang sulit mereka hindari. Jika pun darah yang dimaksud itu tergolong banyak, sudah pasti Talita tak akan repot-repot melibatkan Zain dalam hal ini. Talita berusaha keras untuk tenang agar bisa memikirkan bagaimana cara agar suaminya tetap merasa nyaman. Singkat waktu Pak kyai telah pulang dari urusannya, bertemu orang yang ingin berniat membeli tanah. Sedangkan Zain yang tak ingin tahu urusan mereka lebih memilih berpamitan pergi. "Bagaimana Pak, apa sudah selesai urusannya?" Talita mulai bertanya. Wanita ayu itu bicara sembari menyeruput teh hangat buatan Talita, Pak kyai bersandar di kursi kayu yang biasa beliau pakai saat bersantai. "Alhamdulillah Nduk, sudah selesai, tinggal menunggu balik nama," jawab Pak kyai menjel