Bab 8

1015 Kata
Sampai petang tiba, Arthur tidak juga menghubunginya yang akhirnya Luna duluan yang menghubungi Arthur, bagaimanapun dia khawatkr dengan suaminya. Luna menghubungi Arthur namun Arthur tidak juga mengangkatnya, tapi di panggilan ketiga, Arthur baru mengangkatnya. "Ada apa?" Tanya Arthur dari seberang sana. "Kau tidak menghubungiku sama sekali." Kata Luna. "Itu berarti aku sibuk." "Kau sibuk seharian? Tidak makan? Tidak ke kamar mandi? Aku istrimu, seharusnya kau mengabariku saat kau sudah sampai." Kata Luna yang benar-benar kesal. "Jika kau menghubungiku untuk mengomeliku lebih baik kau tidak menghubungiku, kau membuatku sakit kepala." "Aku menghawatirkanmu, Arthur. Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi? Kau berubah." Kata Luna mengepalkan tangannya, bahkan air matanya ingin sekali jatuh karena perkataan Arthur semakin lama semakin menyakitkan. "Kau yang berubah, sulu kau penurut dan tidak pernah protes apapun, tapi sekarang kau seperti perempuan yang tidak tau diri dan tidak bersyukur." "Aku protes karena aku ingin hak ku sebagai istrimu, bukankah aku juga berhak bahagia." "Sudah diamlah, kau benar-benar cerewet." Ucap Arthur yang mematikan sambungan telefonnya dan tentu saja membuat Luna terkejut. "Ini benar-benar keterlaluan." Gumam Luna. Dia melemparkan ponselnya di sofa dan menangis di sana, "Br*ngsek!" Umpat Luna menangis. Setelah puas menangis, Luna memutuskan untuk pulang karena dia ingin beristirahat dan menenangkan pikirannya. Dia lupa dengan rencana awalnya jika dia tadinya tidak ingin pulang karena menghindari Juan. "Ada apa?" Tanya Juan saat Luna baru sampai Di mansion. Dia bisa melihat jika mata Luna memang kelihatan sembab yang sepertinya habis menangis. "Tidak apa." Kata Luna yang malas untuk meladeni kakak iparnya. "Ayo kita makan dulu, aku tau kau belum makan." "Aku tidak lapar." "Tapi aku lapar, aku sedari tadi menunggumu." Perkataan Juan membuat Luna mengerutkan dahinya, "Kenapa kau menungguku? Kau bisa makan sendiri." Kata Luna namun lalu dia terkejut saat Juan menarik pean tangannya dan mendudukkannya di meja makan. Juan bahkan menyiapkan makanan untuk Luna yang membuat Luna benar-benar bingung dengan sikap Juan. "Pelayan sudah kembali di paviliun." Kata Juan tiba-tiba yang mengira jika Luna mungkin mencari pelayan. "Iya aku tau." Luna akhirnya mulai makan saat Juan sudah makan duluan. Setelah makan, Juan bahkan mengambil piring Luna dan menaruhnya di wastafel. "Apa kau mau minuman hangat?" Tawar Juan. "Tidak! Aku ingin istirahat di kamar." Kata Luna "Kudengar, Arthur sedang ada di luar kota selama beberapa hari. Jika kau membutuhkan bantuanku, aku ada di kamar atau mungkin di ruangan kerjaku." Kata Juan namun Luna hanya diam saja. Diamnya Kuna membuat Juan akhirnya pergi dari sana namun menurut Luna ini adalah aneh, sudah beberapa hari ini Juan dengan terang-terangan menggodanya dan bahkan sudah pernah menciumnya dan menyentuh tubuhnya, bahkan baru tadi pagi Juan menyentuh miliknya, namun malam ini sepertinya dia sudah berubah. "Syukurlah kalau dia sudah berubah, aku harap dia memang tidak menggoda-menggodaku lagi, aku merinding jika sudah berdekatan dengannya." Gumam Luna lalu pergi ke kamarnya. Dikamar, Luna membersihkan dirinya terlebih dahulu di kamar mandi barulah dia mengganti pakaiannya nakun dia tidak langsung tidur karena dia belum mengantuk, dia ingin membuat minuman hangat seperti biasanya sebelum tidur di bawah. Dia berharap saat di bawah dia tidak bertemu dengan Juan yang takutnya dia berubah lagi dan mulai menggodanya. Dia tersenyum tipis dan merasa lega karena tidak ada siapapun di dapur, mungkin saja Juan sudah tidur dan mungkin saja di ruangannya. Luna membuat minuman hangat dengan tenang, namun dia sepertinya mendengar sesuatu di belakang mansion. Setelah membuat mingiman, dia pergi ke belakang sebentar dan melihatnya yang ternyata Juan berada di sana dan sedang latihan menembak. Di mansion memang sangat lengkap, bukan hanya menembak, memanah dan olahraga lainnya. Luna tidak sadar jika melihat ke arah Juan terus menerus dan sepertinya sangat seru, sebenarnya dulu dia juga pernah di ajari oleh Arthur. Namun itu sudah sangat lama saat hubungan mereka baik-baik saja. "Kau mau mencobanya?" Tanya Juan tiba-tiba yang membuat Luna terkejut dan bahkan menumpahkan minumannya. "Aku hanya bertanya kenapa kau selalu terkejut. "Kau memang membuatku terkejut." Kata Luna. "Aku hanya menawarimu, aku tidak bisa tidur, jadi aku ingin mengisinya dengan latihan. Mau mencoba?" Tanya Juan. "T-tidak. Aku pergi ke kamar saja." Kata Luna menolak dan langsung pergi dari sana sebelum Juan kambuh dan menggodanya, dia mengerutkan dahinya karwna Juan tidak mengejarnya dan mencegahnya. "Apa dia sudah tidak tertarik padaku?" Gumam Luna yang membuat dia tersadar. "Astaga, apa yang kau katakan, Luna. Apa kau ingin Juan tertarik padamu dan menggodamu lagi." Gumam Luna memukul keningnya sendiri. Dia memilih untuk pergi ke balkon kamarnya dan bersantai di sana. "Sejuk sekali, akan lebih senang jika aku minum bersama Arthur seperti dulu." Gumam Luna mengubah wajahnya dengan wajah sendu. Dia benar-benar merindukan suaminya saat seperti dulu mereka awal-awal menikah, Arthur tidak gila harta dan gila kerja karena mertuanya masih ada, saat mertuanya sudah tiada, dia malah semakin berubah dan benar-benar tidak ada waktu untuknya, bahkan hubungan ranjangnya dengan Arthur semakin parah yang membuat Dia terkadang muak dengannya namun dia mencintainya. Luna berdiri dan memejamkan matanya menikmati angin malam yang menyejukkan baginya, dia membuka matanya yang ternyata Juan ada di bawah sedang merokok. Di terus memperhatikannya yang membuat Juan sepertinya merasa jika ada yang memperhatikannya. Juan menoleh ke atas dan tersenyum kepada Luna yang membuat terkejut, namun dia semakin melotot dan akhirnya membalikkan tubuhnya ketika Juan mengedipkan matanya dengan bibir seperti menciumnya dari jauh. "Ternyata sikap penggodanya masih ada." Gumam Luna yang memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan tidur. Sedangkan di bawah, Juan tersenyum miring, dia memang melakukannya untuk menarik ulur hatinya, apalagi sikap Arthur kepada Luna yang sepertinya malah mendukung Juan akan tujuannya untuk mendekati adik iparnya yang seksi ini. "Bersikaplah seperti itu terus kepada istrimu, Arthur, kau memudahkan rencanaku untuk bisa menikmatinya." Gumam Juan. Dia menyesap rokoknya lalu mematikannya dan akan kembali ke kamarnya, Namun sebelum tidur, dia membersihkan tubuhnya lalu menghubungi asistennya. "Apa yang kau dapat?" Tanya Juan. " .. " "Cari informasi apapun itu, aku tidak ingin kau lengah dan membuat dia akhirnya berhasil dengan rencananya." Ucap Juan. "Saya akan berusaha, Tuan. Tapi ada yang perlu anda ketahui, jika hari ini dia bersama ..." Juan mendengarkan dengan serius apa yang di bicarakan asistennya mengenai info yang dia inginkan. "Selidiki terus." Kata Juan yang di mengerti oleh asistennya lalu mematikan sambungan telefonnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN