Alice mengembuskan napas kasar, menatap kaos putihnya yang penuh noda. Meski sudah berkali-kali dibasuh air, tetap saja noda di bajunya tidak bisa hilang. Alih-alih hilang malah makin melebar. Kesal bercampur gondok, Alice terus mengumpat dalam hati, memaki Cassie si cewek bar-bar yang tadi menumpahkan isi bak sampah ke atas kepalanya.
Mengingat kejadian tadi, rasanya Alice mau marah, ngamuk, murka. Namun, yang terjadi malah bulir bening kembali memenuhi kelopak matanya. Alice menyeka sudut-sudut matanya, memejamkan mata sesaat untuk menghalau air mata yang serasa ingin menyembur keluar.
Memang sialan!
Ini semua gara-gara Ragas!
Seandainya saja waktu bisa diputar kembali, Alice enggan berurusan dengan cowok itu. Hidupnya yang dulu tenang, kini penuh huru hara. Alice benci situasinya sa
