POV Dirga 5

1349 Kata

Begitu pesawat mendarat di Jakarta, jantungku langsung berdegup tak karuan. Telapak tanganku dingin, napasku tersengal. Kalimat yang terus berputar di kepala cuma satu—Tara kecelakaan. Aku bahkan tak sempat menunggu bagasi. Hanya membawa tas kecil di tangan, lalu bergegas keluar bandara dan langsung masuk ke mobil yang sudah menjemputku. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, mataku tak lepas dari layar ponsel—menunggu kabar apa pun tentang Tara. Tapi nihil. Tak satupun pesanku dibalas. Begitu tiba di depan ruang ICU, langkahku langsung terhenti. Bau menyengat obat-obatan, bunyi monitor jantung, dan langkah tergesa para perawat seolah menghantam dadaku sekaligus. “Tara dimana?” suaraku nyaris tak keluar saat bertanya pada Mahen. “Ga, tenang dulu. Sebentar lagi jam besuk buka—kamu bis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN