Begitu aku sampai di apartemen milik Mama Sania, aku langsung disambut banyak orang. Ada dekorasi sederhana, makanan, dan ucapan selamat datang yang terasa sangat hangat. Bagaimana perasaanku? Tentu saja aku bahagia. Dilimpahi perhatian dan kasih sayang seperti ini… siapa yang tidak senang? Kadang aku sampai bingung bagaimana harus mengungkapkan rasa terima kasihku, karena rasanya kebahagiaan datang bertubi-tubi tanpa sempat berhenti. “Selama masa pemulihan, kami akan bergantian menjagamu, Nak,” ujar Oma. Aku selalu senang setiap kali bertemu beliau. Wajahnya yang teduh dan suaranya yang lembut selalu berhasil menenangkan segala gundah dalam hatiku. Begitu juga dengan Opa, sifatnya sama baik dan hangat seperti sang istri. “Jika kamu membutuhkan sesuatu, tinggal panggil Bibi, ya. Pok

