“Aku berangkat kerja dulu ya, Ma,” ucap Rere dengan senyum sumringah. Raka yang berdiri di samping Rere pun juga tersenyum. “Aku pergi dulu, Tante.” Mama Rere tersenyum senang melihat mereka berdua. “Hati-hati di jalan, ya!” Rere mengangkat jari tangannya membentuk tanda ‘OK’, sedangkan Raka hanya mengangguk malu. Mereka berdua kemudian keluar dari rumah. Mama Rere pun masih mengintip dari balik kaca. Ia merasa geli sendiri melihat Rere yang sepertinya sangat senang karena bisa berada di dekat Raka. “Aaah … masa muda memang adalah masa yang paling menyenangkan,” bisik mama Rere kemudian. Sang mama tersenyum pelan, tapi kemudian raut wajahnya berubah murung. Ia teringat pada sosok Revan yang sepertinya masih terkungkung oleh rasa sedih yang tiada berujung. Sosok anak sulungnya itu mas