Suara kikik tawa Airin sesekali pecah. Ia sedang asyik dengan handphone-nya sambil memakai headset yang menyumbat telinga. Entah apa yang sedang Airin tonton, tapi sepertinya ia sangat menikmatinya. Gelak tawa Airin bahkan semakin menjadi-jadi saja. Ia duduk di sofa sambil memeluk sebuah bantal dan meletakkan handphone itu di atasnya. Sudah dua jam lebih Airin seperti itu sejak Adit pulang bekerja. Airin tidak mengacuhkan suaminya itu sama sekali. Ia bahkan tidak lagi membuatkan secangkir kopi seperti biasanya. Adit yang duduk di meja makan menatap Airin perlahan. Helaan napasnya berubah sesak. Ia masih memakai setelan jas dan juga sepatunya. Mood Adit benar-benar anjlok mendapati sikap Airin yang demikian. Memang benar hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja. Tapi, apakah semua sika