Mata Untuk Raka - 94

2026 Kata

Adit menyetir mobilnya dengan lambat dan juga berhati-hati. Di sebelahnya duduk Airin dengan posisi sandaran kursi yang sedikit diturunkan agar Airin merasa nyaman. Perjalanan menuju rumah itu pun diliputi oleh kesunyian. Sesekali Adit melirik Airin, masih dengan wajah khawatir. Namun Airin malah memilih untuk memejamkan mata walaupun dia sama sekali tidak tertidur. “Apa kamu pengen beli sesuatu?” Adit akhirnya bersuara memecah kesunyian. Hening. Airin tidak merespon sama sekali. “Rin … katanya seharian ini kamu cuma makan seblak aja? Apa itu benar? Sekarang kamu mau makan apa?” tanya Adit lagi. Airin membuka matanya. “Ini sudah hampir pagi. Tidak ada lagi orang yang berjualan.” Sunyi. “Masih ada beberapa restoran yang buka dua puluh empat jam,” sanggah Adit. “Aku tidak mau makan.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN