Mata Untuk Raka - 105

1404 Kata

Tok. Tok. Tok. Wajah Rere mengernyit. Ia membalik dari posisi tidurnya yang menelungkup, lalu kemudian meregangkan kedua tangannya seraya menendang selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Wajah Rere terlihat tidak karuan saat ini. Mencong ke kiri dan ke kanan, lalu kemudian menguap lebar. “Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini?” bisiknya lirih. Rere masih sangat mengantuk. Dia sepertinya bahkan tidak sadar bahwa saat ini ia berada di rumah Raka. “Maaaaaa … itu ada tamu …!” pekik Rere. Benar. Rere mengira bahwa ia sedang berada di rumahnya. Suara ketukan pintu di depan sana pun semakin terdengar jelas. Rere akhirnya terpaksa bangun dengan gusar. Seperti biasa, rambut keritingnya kini mengembang seribu kali lipat. Terlihat seperti kembang gula yang sering menjadi jajanan ana

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN