Pagi hari nya saat Keiden terbangun Clarissa terlihat tengah membaca buku seraya meminum secangkir kopi di tangan kanan nya. Alangkah cantik nya wanita tersebut di hadapan Keiden saat ini, rambut yang di kuncir cepol keatas dan menyisakan sedikir anak rambut di pinggir dahi nya juga kaos kendur yang sedikit kebesaran sehingga memperlihatkan tali bra nya pagi itu.
Keiden menyapa Clarissa dengan kecupan singkat di pucuk kepala nya lalu mulai berniat menyeduh kopi nya sendiri namun ternyata sang istri sudah lebih dulu membuatkan nya. "Terimakasih, sayang." Ucap Keiden ketika melihat satu cangkir kopi diata meja.
Clarissa tak membalas sapaan Keiden tetapi tidak membuat Keiden bersedih hati, ia tahu sikap istrinya yang memang lebih cuek dari nya pada dasar nyaa sebelum menikah pun Keiden tahu itu sekali. "Dia masih tetap dengan kebiasaan nya yang dulu, untung aku menerima apa adanya." Ujar Keiden cekikan sendiri.
Pria itu mengambil roti dan melapisi nya dengan selai coklat lalu memakan nya sembari menyalakan televisi. "Setelah TV semakin hari tidak ada yang tanpa menarik." Ujar Keiden.
Keiden memperhatikan Clarissa dari kejauhan merasa penasaran juga dengan apa yang sedang di baca sang istri pagi pagi begini. "Kamu gak olahraga?" Tanya Keiden yang di sambut gelengan kepala oleh sang istri.
Keiden mendekat pada Clarissa dan mencoba ikut melihat apa yang tengah di baca istrinya, ternyata disana ada terdapat isi bacaan percintaan. "Kamu membeli novel percintaan disaat cinta mu sudah sesempurna ini?" Tanya Keiden seraya menunjuk dirinya sendiri.
Clarissa tertawa kecil. "Aku mau ikut membaca nya, kenapa gak duduk di sofa aja bareng aku hm?" Tanya Keiden seraya menggendong sang istri dan sengaja memangku nya saat berada diatas sofa.
"Ngantuk." Ujar Revan pada reisya saat ini tengah berada tepat disebelahnya, karena pagi ini Revan minta disupiri, alhasil ia duduk bersebelahan dengan Reisya di jok belakang. Dengan posisi menyenderkan kepalanya dibahu reysia.
Reysia yang melihat itu tentu saja sedikit gemas, tapi itu tak berlangsung lama saat Revan melirik ke luar kaca mobil lalu membuka nya sebari tersenyum genit dengan seorang pengendara wanita.
Oh tuhan!
Reysia mau muntah,
ini masih pagi pak Revan!
Jam enam tepat, Revan merengek minta makan sebelum masuk kedalam pesawat, dan kesalnya ia juga menolak makanan pesawat. Akhirnya reisya membuka kotak makannya yang berisi tumis kangkung dan tempe goreng.
Saat Revan ingin menyendokan makanannya ke mulut, ia tak sengaja melihat seseorang yang baru- baru ini lihat. Revan segera menyodorkan kotak makan nya pada Reisya dengan cepat.
"Kenapa pak, gak jadi dimakan?" Tanya reisya bingung.
"Mau di suapin." Bisik Revan.
Tak perduli bahwa mereka saat ini tengah berada di tempat umum. Revan juga memberanikan dirinya untuk mengelus paha milik Reisya, yang Revan mau hanya ingin membuktikan pada orang itu kalau Reisya itu sekretarisnya, miliknya.
Reisya ingin berteriak minta tolong karena pelecehan yang serinh sekali bosnya lakukan. Tapi ia bukan siapa-siapa.
Reisya menggangguk setuju,
"Cepet buka mulutnya." Ujar Reisya pada Revan sebari menyodorkan suapan pertama.
"Waw, apa genre novel nya dewasa?" Tanya Keiden ketika ikut membaca novel itu bersama dengan istrinya, pantas saja Clarissa gak meleng sama sekali. Bacaan wanita ternyata seberbahaya ini.
"Buku karangan siapa dan judul nya apa sayang?" Tanya Keiden penasaran.
"Gabrielinked, yang sering aku baca novel nya. Kalau ini yang judul nya sekretaris Revan, si cowok nya m***m banget kayak kamu dulu. Tapi m***m dia sih ganteng dia juga mungkin." Ujar Clarissa membuat Keiden menaikan satu alis nya.
"Beda nya dia tidak nyata tapi aku nyata Clarissa, sebenarnya kamu istri nya Revan atau istri nya aku cepat pilih salah satu." Ujar Keiden.
Clarissa menujuk Keiden. "Gak ada pilihan lain karena Revan sudah punya nya Reisya di novel ini. Sedih juga sih, padahal Revan nampak baik dan perhatian." Ujar Clarissa yang membuat Keiden merasa di duakan oleh karakter di novel.
"Kamu harus lebih realistis berhenti lah membaca hal seperti anak kecil begini, ah maksud ku seperti masih gadis saja. Jelas jelas malam itu aku yang pertama untuk mu, menyebalkan." Kesal Keiden membuat Clarissa menutup buku yang di baca nya barusan.
"Bedakan hayalan wanita dan asli kehidupan nya. Kamu harus tahu perempuan memang hobi nya menghalu tapi Clarissa tetap saja cinta nya sama mas Keiden." Ujar Clarissa yang diangguki Keiden.
Keiden jadi kena omel istrinya sendiri. "Besok besok kalau aku baca novel jangan ikutan loh, begini-begini novel itu yang kasih inspirasi cara muasin kamu. Walau genre nya dewasa mbak Gabriel pinter banget nepatin komedi nya lucu banget parah!!" Ujar Clarissa
"Pokok nya aku penggemar nya nomor satu!" Ujar Clarissa seraya berdiri dan mengangkat tangan dengan sangat bersemangat.
"Oiya, siap- siap gih sebentar lagi kita akan naik permainan boat di pinggir pulau bakala asik sayang." Ucap Keiden.
Clarissa melihat jadwal lewat ponsel nya dan benar saja ada nya. "Baiklah, aku akan ganti baju dulu:" ujar Clarissa membaut Keiden mengangguk.
"Susah punya istri yang masih seperti anak kecil nya, tapi asik aja dalam satu waktu. Ada dimana dia terlihat imut dan kadang terlihat dewasa. Clarissa menang tiada dua nya, istriku semakin di depan. I love you sayang!" Teriak Keiden pada Clarissa yang berada di dalam kamar mandi.
Selesai berganti baju dan bersiap Keiden dan Clarissa menaiki boat berdua, setelah ini juga mereka ingin masuk ke rumah hantu yang ternyata wahana baru di pulau ini. Patut di coba untuk pasangan pasangan muda, walau Clarissa dan Keiden sudah tak muda lagi tapi apa salah nya ikutan kan. Keiden tak sabar istrinya yang ketakutan dan memeluk nya tanpa sadar, mereka akan sangat romantis di dalam sana.
"Sayang jangan lepasin aku loh, kalau aku jatuh kamu juga harus jatuh ke air. Pokok nya aku gak mau sendiri, awas ya kamu gak bakal dapat jatah malam kalau melanggar nya." Ujar Clarissa mengancam Keiden yang mengangguk cepat.
Enak saja gak dapat jatah, malah hal itu yang tidak boleh hilang dari kehidupan cinta mereka. "Sayang, kamu ngapain pegang d**a aku?" Tanya clarisa ketika sudah akan berjalan boat mereka.
"Aku pegang mana lagi sayang, katanya kamu yang mau pegang setir kemudi nya. Kalau nanti kamu jatuh aku gak bakal bisa ikut jatuh kalau gak pegang tubuh kamu." Balas Keiden membuat Clarissa menggelengkan kepalanya.
"Jelas ada yang lebih realistis agar kita bisa tetap terhubung tanpa kamu pegang d**a ku sekalipun, kan tinggal pegangan sama pinggang aku apa susah nya. Dasar lelaki m***m!" Kesal Clarissa.
Keiden sekarang bingung bukan main. "Begini ya sayang, kamu tadi pagi bilang suka sama lelaki m***m aku kayak gini kamu malah ngomel." Ujar Keiden.
Dasar perempuan!