Candy berjalan dibelakang Erik dengan tampang melas nya, padahal dia lebih senior di banding pria didepan nya itu. “Haus.” Ujar Erik membuat Candy harus memberikan minuman nya pada pria itu.
Erik tersenyum kecil sebelum meminu minuman nya. “Hm, lebih manis dari dugaan ku.” Ujar Erik sembari melihat bekas noda lip balik di minum wanita itu yang menandakan minuman itu sebelum nya menempel di bibir Candy.
Erik mengambil botol minim Candy dan membawa nya kedalam kelas nya, pria itu mengambil tas nya yang sebelum nya di bawakan oleh Candy. “Untung jarak rumah kita gak jauh.” Ujar Erik sembari mengelus lembut rambut milik Candy, membuat seisi kelas nya menyoraki nya.
“Apa yang kamu lakukan?!” Kesal Candy sembari melempar tas pria tersebut sebelum benar benar pergi dari sisi sang pria.
Erik hanya melihat wanita itu yang pergi sembari marah-marah kepadanya. “Imut nya.” Gumam Erik saat itu yang matanya tidak sama sekali ingin melewatkan untuk melihat wanita itu.
“Galak tapi juga manis bersamaan.” Gumam Erik.
Sahabat Erik disana meledek Erik yang berani mendekati kakak kelas sekelas Candy yang terkenal cantik dan kaya raya, hanya saja wanita itu kurang ngetop karena kurang bergaya.
“Dia sudah jadi milik ku, jangan ada yang berani mengambil nya. Atau... kalau mau coba rasakan sendiri akibat nya!” Ujar Erik sembari memerlukan smirk nakal nya.
Mata pelajaran di mulai, baru dua jam Erik sudah merasa bosan untuk belajar. Pria itu pada akhir nya izin ke toilet padahal itu semua hanya alasan untuk dirinya bisa keluar dari sana.
“Kenapa?” Tanya Erik ketika tangan nya selama ditarik oleh seseorang dari belakang.
Hingga pria itu menyadari bahwa yang menarik nya adalah seorang wanita. “Kenapa aku bilang?” Tanya Erik pada wanita yang mengaku pernah dekat dengan nya.
Terlalu banyak, Erik sampai tidak ingat siapa saja wanita yang pernah dekat dengan nya. Selain Candy mungkin tidak adalah wanita yang ia ingat lagi. “Apa benar kamu pacaran sama kak Candy?” Tanya wanita itu dengan wajah manja nya pada Erik.
Erik memegang kalung kebanggaan nya dan menimbang-bimbang jawaban apa yang seharusnya ia pakai sekarang. “Tolak sekarang atau pertahankan sebentar lagi?” Gumam Erik pada dirinya sendiri.
Pas sekali, Candy terlihat baru saja keluar dari kamar mandi. Erik yang melihat nya tersenyum dan mengangguk wanita itu dengan sengaja.
Candy yang sudah berfirasat tak enak ingin segera pergi tapi Erik meneriaki perihal foto kecil mereka yang membuat wanita itu kembali melangkah kebelakang untuk menemui Erik.
“Ada apa, kalau aku disini bisa menganggu kencan mu dengan wanita ini.” Ujar Candy sembari tersenyum.
Erik menggeleng. “Kamu gak ganggu sama sekali kok, aku cuma mau minta izin apa aku boleh mengekspos hubungan kita pada wanita ini.” Ujar Erik membuat Candy melebarkan matanya dan salah paham.
“Tidak, jangan berani-berani kamu melakukan hal itu Erik.” Ujar Candy menahan amarah nya, wanita itu pikir erik akan memberitahu kalau mereka itu adalah teman kecil yang sangat akrab.
Erik tersenyum. “Aku suka jawaban mu.” Ucap Erik sembari tersenyum pada Candy.
Pria itu menoleh pada wanita yang baru saja menyapa nya dan menanyakan perihal hubungan kedua nya. “Aku bisa dengar sendirikan, Candy yang melarang aku untuk tidak menyebar hubungan kami.” Ujar Erik sembari menggengam tangan Candy dan membawa wanita itu pergi dari sana.
Setelah jauh dari jangkauan orang lain, Candy memaksa Erik untuk melepas pegangan tangan mereka. “Aku mau balik ke kelas!” Ujar Candy
Erik mengangguk. “Tapi temenin aku ke perpus dulu.” Ujar Erik pada Candy.
“Kamu bisa sendiri kan kesana!” Kesal Candy.
Erik menggeleng. “Kalau ada kamu kenapa harus sendirian?” Tanya Erik membuat Candy harus menahan amarah nya untuk keberapa kali nya
“Sebentar saja loh.” Ujar Candy yang diangguki oleh Erik.
Erik membawa Candy masuk dan meminta wanita itu untuk menemani nya sebentar mencari sebuah buku. “Lama banget sih cari buku nya, apa yang sebenarnya kamu cari?” Tanya Candy berbisik karena memang tidak boleh berisik sama sekali.
Erik tersenyum. “Kamu akan tahu setelah ini.” Ujar Erik sembari mengambil satu buku di rak paling atas.
Erik membuka buku itu dan memperlihatkan sebuah foto yang ada disana, lalu menujukan nya pada Candy.
Candy melebarkan matanya. “Kamu gila ya?!” Ujar Candy ketika melihat ada foto nya dan Erik yang sedang tidur bersama semasa kecil mereka.
Erik tersenyum sampai Candy memukuli Erik dan menimbulkan suara lenguhan kesakitan Erik membuat beberapa murid disana merasa kesal ketika mendengar nya.
Tahu bahwa ada petugas perpustakaan yang akan datang, Erik segera membawa Candy bersembunyi di bagian paling pojok barisan. “Shutt....” ujar Erik sembari menutup mulut Candy kala itu dengan lembut.
Candy menatap matanya Erik yang sedang menatap nya juga. “Jangan berisik.” Bisik Erik saat itu membuat jantung Candy rasanya mau meledak saat itu.
Didalam hati Candy, wanita itu bingung kenapa jantung nya saat ini berdetak kencang lebih dari biasanya, benar-benar tidak normal.
“Kenapa dengan diriku?” Ucap Candy di dalam hati nya saat itu.