Liburan ini penuh dengan kesenangan, rasanya bahkan tak sadar sudah empat hari lama nya mereka berada disana. "Masih belum mau pulang?" Tanya Keiden yang di sambut gelengan oleh Clarissa.
"Aku lihat kamu makan nya semakin banyak, nanti gak takut gendut memang nya?" Tanya Keiden membuat clarisa menghentikan makan nya.
"Jangan bilang kamu lagi yang takut istrinya gendut, ga suka ya memang nya. Suka nya sama yang body seksi kayak aku kemarin?" Sindir balik Clarissa membuat Keiden malah tertawa kecil.
Keiden menggeleng dan menciumi pipi Clarissa yang nampak nya semakin tembam terlihat nya. "Masak istri cantik dan bohai gini aku gak bersyukur sih sayang, kamu itu nomor satu." Ujar Keiden menggombali istri nya
"Aku memang nomor satu, nomor dua dan seterus siapa dong?" Ucap Clarissa merasa kesal, entah kenapa ia kok jadi sensian ya sekarang.
"Oke aku kalah dan salah, maaf ya sayang ku cinta ku yang paling cantik sedunia." Ujar Keiden membuat Clarissa kembali memakan makanan nya.
Sudah piring ketiga sarapan Clarissa pagi ini, Keiden sih gak masalah tapi pagi tadi pas bangun tidur wanita nya muntah muntah gak tahu apa penyebab nya. Mau dibawa ke dokter susah karena istrinya gak mau pulang dan kekeh pulang sampai dua bulan sesuai perjanjian mereka.
Tetapi Keiden sudah menghentikan beberapa aktivitas mereka yang berada dalam satu paket liburan selama beberapa hari. Mungkin Clarissa hanya kecapekan dan perlu istirahat karena kemarin sekali mereka habis bertempur. Kemarin yang kedua kali nya lagi, jadi Keiden yakin banget kalau Clarissa kecapekan.
Keiden menghela napas nya dan duduk di atas sofa ruangan kamar mereka, Clarissa hanya melirik sang suami yang entah kenapa berdiam diri disana lama. "Kenapa?" Tanya Clarissa pada Keiden.
Keiden menggeleng. "Aku telpon Candy ya, kangen." Ujar pria tersebut pada Clarissa yang di balas anggukan kecil.
Keiden memang tidak bisa jauh dari anak nya terlalu lama sejak dahulu, tapi karena Candy yang semakin waktu beranjak dewasa jadi terkadang sibuk dengan urusan nya sendiri. "Di angkat?" Tanya Clarissa pada Keiden yang nampak nya sedari tadi tak mendapati jawaban dari sang anak.
"Coba telpon Peter." Ujar Clarissa yang di sambut gelengan oleh Keiden dengan wajah sedih.
Clarissa menghela napas nya, besok ia harus bicara pada sang anak perihal ini. Semakin hari Candy hanya tahu menghindari papa nya saja, biasa nya juga anak itu selalu mencari Keiden saat kecil dahulu. Gimana bisa anak itu lupa pada ayah nya.
"Apa karena saat itu ya?" Ujar Keiden membuat Clarissa kembali mengingat hari ulangtahun Candy yang ke dua belas tahun.
Keiden waktu itu mencoba mengejar pulang dengan pesawat karena ia sudah janji akan hadir dan membawakan hadiah ulangtahun boneka beruang yang besar sekali untuk sang anak di hari ulang tahun Candy.
Tetapi sial nya pesawat Keiden di delay karena cuaca yang tidak mendukung, badai menerjang begitu sangat agresif malam itu. Sampai dimana diri nya sudah pasrah kalau Candy marah pada nya nanti saya pulang, dan benar saja saat kaki Keiden melangkah ke dalam rumah pesta anak nya itu sudah selesai. Dan boneka yang ia lebih dulu titipkan pada clarisa masih berada di luar, nampak nya Candy tidak mau menerima boneka tersebut.
Sejak saat itu Candy tidak lagi banyak mengobrol dengan Keiden. "Seharus nya aku membatalkan meeting waktu itu, dengan begitu aku dan anak ku gak bakal seperti ini Clarissa." Gumam Keiden
Clarissa menggeleng. "Suatu hari dia akan tahu pekerjaan ayah nya gak semudah yang dia lihat, kamu melakukan itu demi kita aku dan anak kita Keiden. Jangan pernah menyesali nya, kamu adalah ayan terbaik untuk Candy." Ujar Clarissa membuat Keiden mengangguk kecil.
Clarissa menghentikan makan nya dan menuju ke arah Keiden yang masih berbaring di atas sofa, Clarissa ingin ikut berbaring di samping Keiden dengan memeluk tubuh sang suami. "Maaf ya aku sering marah akhir akhir ini, padahal seharusnya kamu yang paling stress sekarang. Kerja terus." Ujar Clarissa meminta maaf pada suami nya.
Drttt...
Candy is calling
Keiden dengan segera mengangkat telepon dari anak nya. "Ada apa telepon?" Tanya Candy pada Keiden
Keiden melirik Clarissa yang tersenyum tipis pada nya. "Papa bilang ke mama katanya kangen Candy." Ujar Clarissa membuat wajah Keiden memerah, pria tua itu hanya tidak bisa menyampaikan rasa sayang nya pada sang anak sekarang karena Candy sudah tumbuh menjadi anak yang pintar dan lebih besar.
Keiden takut kalimat dan kata katanya akan salah di mata sang anak. "Candy juga rindu sama kalian berdua, cepatlah pulang." Ucap Candy yang mirip sekali sifat nya dengan Keiden.
Clarissa mencubit perut Keiden meminta pria itu untuk berbicara lebih banyak kepada sang anak. "Papa dengar kamu juara dua lomba menyanyi." Ujar Keiden pada anak nya.
"Kata papa selamat dan papa ingin mendengarkan kamu menyanyi, satu bait saja." Ujar Clarissa membuat Keiden kembali salah tingkah di depan sang anak yang kini tengah vidio call bersama mereka.
"Apa yang harus aku nyanyikan, pilih satu lagu." Ujar Candy membuat Clarissa menyenggol Keiden.
"Lagu kesukaan papa saja sayang, just give me a reason dari pink." Ucap Clarissa mengode Keiden untuk mengaktifkan mode perekam suara.
Keiden mengangguk sebelum sang anak Candy menyanyikan lagi tersebut.
'Right from the start
You were a thief, you stole my heart
And I, your willing victim
I let you see the parts of me, that weren't all that pretty
And with every touch you fixed them
Now you've been talking in your sleep oh oh
Things you never say to me oh oh
Tell me that you've had enough
Of our love, our love
Just give me a reason, just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent, and we can learn to love again
It's in the stars, it's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent, and we can learn to love again...'
"Sudah ya, malam ini Candy harus mengerjakan tugas sekolah. Sampai nanti, jaga kesehatan jangan lupa. Candy tutup sekarang, bye." Ucap sang anak kepada kedua orang tuanya itu.
"Kamu tuh kenapa sih canggung banget sama anak mu sendiri, biasanya juga cium pipi kanan cium pipi kiri. Coba untuk bicara dengan nya setelah pulang dari liburan kita, atau sering sering telepon dia." Ujar Clarissa pada Keiden.
"Gimana kalau aku belikan kado untuk nya?" Tanya Keiden yang di balas gelengan oleh Clarissa. Karena sudah banyak sekali kado dari Keiden menumpuk untuk sang anak.
Seperti kalung berlian dan cincin juga pergi ada lain yang bahkan Candy belum pernah pakai sangkin banyak nya Keiden kasih untuk sang anak. "Kado nya mungkin bisa lebih bermakna lagi, aku gak mesti kasih contoh kan." Ujar Clarissa yang di balas gelengan oleh Keiden.
"Misalnya kamu hadiah kan lagu untuk dia, kamu dan dia kan suka musik dan bernyanyi. Gimana, ide dari aku bagus banget bukan?" Ucap Clarissa yang ingin sekali membantu Keiden agar berbaikan dengan sang anak untuk memunculkan kembali kehangatan dala keluarga mereka seperti saat itu