Dua Puluh Lima

1117 Kata

Nadia sadar. Ia juga sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Sejak dilakukan operasi, Farhan dan Robi menunggu wanita itu di depan ruang operasi. Saat wanita itu membuka mata, bukan Farhan yang dicarinya, melainkan Robi. “Rob, di mana bayiku?” tanyanya. Robi belum mampu menjawab. Bibirnya kelu, kaku, tidak bisa bergerak. “Rob! Di mana bayiku?!” “Sssttt.” Robi membawa Nadia ke dalam pelukan. “Di mana bayiku?” tanya Nadia lagi. Farhan yang hanya diam saja, ikut merasakan kesedihan yang Nadia rasakan. Ya, sekalipun menurutnya inilah yang terbaik, ia tahu sekarang, bayi itu sangat berharga untuk wanita yang kini terlihat sangat tidak berdaya itu. Tidak mendapat jawaban dari Robi, Nadia bertanya pada Farhan. “Di mana bayiku, Mas?” “Tuhan lebih menyayanginya. Sekarang, dia masih berada d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN