Sepuluh

1358 Kata

Farhan sudah berangkat satu jam yang lalu. Namun, entah mengapa Niken merasa tidak tenang. Ada perasaan mengganjal dalam hatinya. “Lindungi suamiku, Tuhan," doanya. “Ma! Itu wajannya nanti kebakar!” tegur Naura dengan suara yang sedikit keras. Refleks, sang mama langsung mematikan kompor. Ia memang berniat untuk memasak sarapan untuk kedua anaknya, tetapi entah mengapa tiba-tiba ia teringat pada suaminya. “Mama mikirin apa, sih, Ma?” tanya Naura yang sudah berada di sebelah Niken. Tidak biasanya mamanya seteledor itu. “Mama kepikiran ayah kamu.” “Udah, Ma ... kan Ayah cuma pergi buat reuni," hibur Naura. Berharap sang mama bisa lebih tenang. “Iya ... tapi kan kamu tahu sendiri, Mama nggak pernah pisah sama Ayah.” “Ya, udah ... sana Mama duduk aja, biar Naura yang masak.” Farhan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN