Ada perasaan mager yang aku rasakan ketika membuka mata dan melihat Dika sedang menatap ku. Pria itu sudah lebih dulu bangun dari pada aku. Rasanya ingin terus di tempat dan menghentikan waktu agar aku bisa lebih lama menatap mata itu. Ku tarik selimut lebih tinggi lagi, karena merasa hawa dingin di pagi hari. Dika tidur miring ke arahku menopang kepalanya dengan tangan kanan. Membuat ku ikut menatap matanya. Entah perasaan ku saja, atau memang Dika selalu menatap ku seperti itu. Mata itu seolah hanya fokus pada ku tanpa memikirkan apapun. Seolah hanya aku di sana. Dan senyum itu, aku sangat menyukai nya. Terasa hangat dan juga meneduhkan. Aku bisa pastikan, kalau Dika tidak pernah menatap atau tersenyum seperti ini pada orang lain. Aku menyentuh rahang tegas itu, mengusapnya lembut.