Di dalam ruangan kerja yang sudah ia huni selama seminggu lebih ini. Dika tengah menatap lekat dan penuh intimidasi pada seorang pria paruh baya yang berdiri di depan meja kerjanya.
Sedangkan yang di tatap, hanya bisa menunduk tanpa berani membalas. Beliau terlihat gelisah dan khawatir.
"Bisa, bapak jelaskan kenapa angka ini bisa beda dengan di laporan ini". Kata Dika mendorong dua file yang sama.
Pak Toni melihat nya, kemudian langsung menelan ludahnya dengan kelat. Dika memperhatikan raut wajah itu dengan singgungan senyum mengejek.
"Pak Toni!. Saya bertanya?! Dalam tiga bulan ini, angka nya semakin besar!." Kata Dika lagi dengan nada dingin.
"I.. itu memang pengeluarannya seperti itu. Pa.. pak Dimas yang memberi laporan nya langsung". Dika memicing matanya den
