Kandil PoV Malam ini terasa sangat berbeda, ada banyak aura-aura mengerikan di meja makan. Papa terlihat lebih diam malam ini, tidak ada canda tawa seperti biasanya. Begitu juga dengan mas Dimas. Kakak ipar ku itu tidak melontarkan kata-kata sindiran pada Dika. Hanya terkadang, aku menangkap lirikkan - lirikkan penuh kebencian. Mama juga hanya berbicara seadanya. Itu juga berbasa basi dengan aku atau pun Dika. Mungkin, karena aku dan keluarga kecil ku tidak tinggal bersama mereka. Berbeda dengan Kak Tania dan keluarga yang memang menetap bersama Mama dan Papa. Terasa sunyi. Hingga terdengar suara tangisan Dewa dari dalam kamar. Membuat aku langsung izin permisi lebih dulu. Jadi, aku berbalik keluar dari ruang makan lebih dulu. Dewa memang kalau menangis sua