Sret!. Dika melempar satu berkas ketengah-tengah meja rapat yang biasa di isi oleh enam karyawan nya. Dan sekarang mereka semua sedang tertunduk tidak berani menatap dirinya. "Kenapa bisa terjadi ?". Tanya Dika dengan nada dingin dan datar. Matanya dengan jeli menatap mereka satu persatu dengan penuh intimidasi. "Bagaimana bisa hasil desain kita bisa sama dengan Prabu Corn?". Tanya Dika lagi. Enam karyawan yang bekerja dengan nya terdiam tidak bersuara. Mereka sendiri juga kaget dan tidak tau mengapa bisa mereka kecolongan. "Andi?!" Dika menyebutkan sebuah nama. Dan seorang pria muda yang masih berumur 25 tahun langsung mengangkat kepalanya menatap Dika takut-takut. "I.iya mas?". "Kirimkan saya rincian setiap pola gedung Mall CoTy. " Perintah Dika. Ia m