"Oke, apa yang kamu rencanakan?" tanya Clara. "Maksudnya ... apa yang harus kita lakukan?" "Pertama, kamu ke kamar dan tanda tangan. Setelah itu, bawa surat kontraknya ke ruang kerjaku. Aku tunggu di sana." Sebenarnya Clara kesal, padahal Revan tinggal katakan saja apa rencananya. Kenapa surat kontrak itu tampak lebih penting daripada pembicaraan mereka? Namun, ia tidak memiliki pilihan selain mengikuti Revan masuk ke lift. Berdebat hanya akan membuang-buang waktu, sedangkan sekarang sudah malam. Tak lama kemudian, pintu lift pun tertutup. Berdua di ruang sempit bersama Revan seperti ini membuat Clara tidak tahu harus berbuat apa atau memulai pembicaraan dari mana sehingga ia lebih memilih diam. "Jangan cemberut. Surat itu untuk pegangan masing-masing, supaya kita sama-sama merasa ama