Mendapati suasana haru di ruang makan saat itu, Luke pun menggendong Peter dan membawanya keluar dari mansion. Dia mengakui, jika dirinya lemah saat mengingat bagaimana menderitanya Jasmine. Rasa tidak berguna, selalu membayangi setiap detiknya. Teringat janji untuk menjaga Peter dan Jasmine dari penderitaan, dia ingkari. Dirinya tidak becus sebagai saudara tertua. “Paman, kita mau kemana?” Pertanyaan polos Davio, membuat Luke tersenyum lebar. “Paman, akan membawamu ke suatu tempat.” “Suatu tempat? Untuk apa Paman?” “Untuk bersenang-senang, Dave. Apa lagi?” “Apa aku bisa mendapatkan es krim di sana, Paman?” tanya Davio antusias, membuat Luke kembali tertawa pelan. “Kita lihat saja nanti.” Luke mengendarai sebuah mobil sport hitam kesayangannya. Dengan Davio yang sejak tadi terli