Anna menatap langit-langit kamarnya yang bergelantungan foto-foto kebersamaannya dan Jasmine sejak bangku SMA. Kamar yang dulunya menjadi tempat favoritnya dan Jasmine untuk saling berbagi cerita, suka dan duka, beberapa tahun yang silam ia tinggalkan karena rasa benci yang sampai membutakan mata hatinya. “Hiks!” tangisan Anna pun pecah. Begitu banyak kenangan yang sudah dirinya dan Jasmine buat bersama. Dan kenangan itu tidak akan mungkin hilang begitu saja walaupun sudah berbeda tahun dan usia. Semuanya masih tetap sama seperti biasanya. Nyatanya, persahabatan yang Jasmine jalin bersamanya, adalah persahabatan yang tulus tanpa alasan materi ataupun ketenaran. Tapi, apa yang sudah dia lakukan pada Jasmine? Apa balasannya untuk ketulusan hati Jasmine? Tidak ada. Anna sudah melakukan p