Felica membuka kedua matanya, lebih tepatnya kini Varsa yang memakai tubuh Felica. Aroma amis yang menusuk hidung mengganggu indera penciumannya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali dan saat ini sedang berdiri di tengah tumpukan mayat.
"Eliezer sialan!" maki Felica sambil melepas katana yang ia genggam.
Kepalanya berdenyut karena aroma menusuk itu, ini sudah kesekian kalinya Eliezer melimpahkan kekesalannya kareana merasakan apa yang Felica rasakan. Rasa khawatir menjadi rasa takut, rasa takut menjadi kelemahan untuk Varsa yang seharusnya dapat mengurung Eliezer kini menjadi semakin sulit. Felica memejamkan kedua matanya.
"Tenanglah Felica, kau merusak rencanaku!"
"Varsa, jangan berkata seperti itu kepada Felica, kau tahu bagaimana ia tidak ingin kehilangan mereka semua."
"Diamlah, A
