"Hujan," kataku sambil menatap air yang jatuh dari langit membasahi bumi. Langit sepertinya tidak mendukungku untuk melangkah keluar dari rumah ini, walau hanya untuk menghirup udara segar. Aku menoleh ke arah ranjang yang di tempati seorang gadis yang aku sayangi. Surai merahnya tergerai begitu indah dan membuat pesonanya semakin bertambah. Aku kembali menatap keluar jendela, tempat itu begitu sunyi meski ada beberapa orang yang sedang menunggu sadarnya gadis yang tengah berbaring di atas ranjang itu. Aku tersenyum setiap kali mengingat apa saja yang telah aku lalui selama ini. Nero Kanae Roulette, itulah nama yang diberikan padaku oleh seseorang yang menyebut dirinya Papa. Seseorang yang telah mengangkatku sebagai anaknya setelah panti asuhan yang ku tempati habis terbakar. Aku mengal

