Author’s POV
Faisal membaringkan tubuhnya di kasur lantai yang menghampar di kamar kostnya. Tatapannya bermuara pada langit-langit sedang pikirannya entah berkelana ke arah mana. Dia seperti kehilangan arah. Sebagian dirinya seolah lenyap. Hatinya hampa bahkan mungkin sudah berantakan tak berbentuk. Atau mungkin kepingan hatinya berceceran dan ada sebagian yang hilang, hingga kepingan-kepingan itu tak bisa menyatu kembali.
Faisal menggigit bibir bawahnya. Jejak ciuman Ezka masih membekas di bibirnya dan rasanya jejak itu tak akan pernah bisa terhapus. Faisal bukan sekali ini jatuh cinta pada laki-laki. Tapi baru kali ini, Faisal benar-benar merasakan cinta yang luar biasa hingga ia berpikir tak akan ada cinta lain sehebat ini.
Patah hati yang tengah menyiksanya sekarang adalah patah hat
