Derrel’s POV Kulangkahkan kaki menuju pintu dengan hati berbunga dan berkali lipat lebih bahagia dari sebelumnya. Di tanganku tergantung sebuah boneka beruang berukuran kecil dan satu buket bunga Lily, bunga kesayangan Andriana. Kuucapkan salam, Andriana menjawabnya dari kamarnya. Aku larang dia untuk terlalu capek dan sibuk, jadi hari ini dia benar-benar beristirahat karena kemarin dia muntah banyak dan berkali-kali hingga tubuhnya lemas. Saat aku membuka pintu kamarnya, Andriana beranjak dari ranjang dan langsung memelukku. “Hari ini aku rasanya kangen banget ama kamu Rel.” Andriana mengecup bibirku dan mengusap pipinya. Aku tersenyum. Dia jadi lebih manja dan romantis, tapi aku menyukainya. Kusodorkan boneka beruang itu dan sebuket bunga Lily. Andriana memekik senang. “Manis banget

