Karena fisiknya yang sangat lelah serta emosi yang kurang stabil, Reyna menarik selimut dan langsung memejamkan mata dan tidur tanpa mempedulikan keberadaan Dewa yang rebah di sampingnya. Dewa menoleh ke arah Reyna yang meringkuk membelakangi, lalu matanya bergerak tertuju ke alas kasur Reyna yang basah akibat cairan orga**e yang berkali-kali. “Halo, Edi. Tolong besok datang ke kamar Reyna, bersihkan kasurnya.” Dewa langsung mengakhiri panggilannya setelah mendengar jawaban yang dia harapkan di ujung sana. Dewa beranjak dari tempat tidur, mengambil pakaian-pakainnya yang berserakan di atas lantai kamar dan memakainya dengan cepat. Kemudian, dia mengangkat tubuh telanjang Reyna yang tertutup selimut dan membawanya ke luar kamar. Reyna terbangun, tapi matanya terasa berat. “Pak Dewa, aku