AIMING! RELEASE!

1450 Kata

“Baru sampai, Pa. Lagi mau parkir nih,” jawab Ben saat Dirga menghubunginya. “Parkir di dalam aja. Bentayga kebaret perihnya bisa sampe ke yang punya.” “Papa Ga nih doanya jelek banget.” Ben menyambat. “Bukan ngedoain, Papa Ga ngasih tau pencegahan.” “Abang lagi sensi, Pa. Jangan dah ngomongin perkara baret, sobek, rusak, patah—“ “Buruan! Malah ngoceh!” potong Dirga. “Siap, Pa! Sabar dong. Luas banget lho ini villa.” “Ngga dijual!” Ben sontak tergelak. Lapangan belakang villa keluarga Raiden tampak sudah siap menyambut para ‘atlet’-nya. Rumput tampak rapi, tiga target butt—papan bundar berlapis jerami dengan lingkaran warna-warni—berdiri di kejauhan. Di sisi kiri, kandang kuda memanjang; beberapa ekor kuda kepunyaan pemilik villa tengah mengunyah makanannya. Ben turun dari Bentay

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN