SAMPAI RUMAH

1473 Kata

“Mbok Emi,” sapa Anne setelah menurunkan kaca jendela di sampingnya. “Uni lapar.” Perempuan paruh baya itu terkekeh. Ia tak sendiri, namun bersama Dimas—putra sulungnya. Saat SUV Ben yang dikendarai Amir berhenti sempurna di depan rumah berfasad hitam putih itu, Emi mendekat, membukakan pintu untuk Anne. “Mama Uni semalam kirim soto Padang sama brownies. Sotonya tinggal si Mbok panasin aja. Ada pisang goreng madu dan bakwan udang juga, baru matang.” “Makan dulu kalau gitu, baru tidur,” sambar Ben. “Iya dong, Bang Ben. Kalau sudah dingin makanannya kurang sedap, soalnya si Mbok ngga pakai penglaris,” sahut Emi. “Si Mbok ketularan absurd nih kayak Ben,” timpal Anne. Emi terseyum, menunggu Anne menjejak stabil, baru kemudian menepuk bahu Amir yang baru menurunkan koper-koper. “Makan dul

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN