“Baby,” panggil Ben begitu masuk ke kamar mereka dengan shopping bag penuh di tangan. “Aku jajan. Ada onigiri halal buat camilan.”
Anne sontak tergelak. “Onigiri kok camilan sih.”
“Aku juga beli telur rebus, jagung manis, buah potong, keripik, yogurt, edamame, salad, dan tentu saja... kopi!”
“Ngga sekalian Sevel-nya kamu balik nama?” sambar Anne, melirik tajam ke suaminya.
Ben malah mencengir bangga.
Satu per satu isi kantong ia keluarkan ke meja. Anne menatap ngeri saat mendapati banyaknya. “Astaghfirullah, suami… anggur, apel, pir, mikan, kesemek. Jagung sampai empat biji. Kamu nyiapin jastip?”
“Kalau ngga habis bisa buat bekal, baby,” jawab Ben enteng.
“Jumlah gerai Sevel itu sekitar dua puluh ribuah toko yang tersebar dari Hokkaido sampai Okinawa. Di kota besar tiap 300–500 mete
