HARI YANG PANJANG

1745 Kata

“Kontraksi palsu,” ujar Eldra, tangan kanannya merangkul lembut Sofi di pinggang. Sang istri diam saja dengan raut wajah yang menyiratkan lelah. “Belum ada bukaan. Kata Dokter, kemungkinan besar karena kecapekan dan cemas. Disuruh pulang, tapi harus benar-benar istirahat, sama ngga boleh banyak pikiran,” lanjut Eldra. “Pikiran ngapain dibanyakin, happy-happy tuh banyakin, Kak.” Ben menyambar lebih dulu. “Ngga usah mikir sekalian, ya Ben?” timpal Anne. “Yoi! Mikirin kamu aja,” sahut Ben, lalu mengedipkan netra. Namun, sebelah mata yang memejam itu ternyata lengket, tak bisa dibuka lagi. “Aargh! Sayang, tolongin. Tiupin-tiupin!” “Papa yang tiupin sini!” ujar Dirga. “Tiup pake topan sekalian!” Ben membuka kedua matanya, melirik Dirga. “Udah ijab qabul masih aja jealous!” sambatnya. “La

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN