Sebelas tahun yang lalu. “Lo kenapa?” tanya Ben begitu mendapati Anne di gerbang sekolah. “Sakit?” tangannya terulur, menempel di kening Anne. Tidak ada demam berhubung sekitar setengah jam yang lalu Anne menenggak sebutir tablet penurun panas. Namun, ia tak mengatakannya ke Ben. “Pulang aja ya?” usul Ben kemudian. “Kok pulang sih? Hari ini try out tau. Lo mau kabur?” “Kabur buat nganter lo pulang biar lo ngga makin sakit. Ngga masalah buat gue.” “Masalah banget buat gue!” tanggap Anne. “Lagian gue ngga apa-apa.” “Muka lo pucat. Keringetan pula.” “Capek aja, Ben. Lagian gerah.” Ben mengerutkan kening. Hanya memperbanyak ijazah kenapa capek? Ditambah jadi penyebab wajah Anne yang tampak pias—seolah darah tak mengalir di sana—tak masuk di akalnya. “Kalau lo mau pulang, gih sana. G