URUSAN KOPER

1874 Kata

“Siang, Non, Bang,” sapa Sinta seraya menahan pintu sebuah sedan berwarna hitam yang berhenti di batas teras terminal kedatangan domestik. “Kak Sofi gimana, Mbak?” balas Anne tanpa perlu repot-repot membalas sapaan driver ayu yang sudah menemaninya selama hampir dua belas tahun, meski kini ia lebih sering mendampingi Andien. “Masih berjuang, Non.” “Ya Allah.” “Masuk dulu dong, baby,” potong Ben seraya merangkul lembut pinggang sang istri. Anne mengangguk, beringsut ke jok penumpang, disambung Ben yang menyusul masuk setelah meletakkan koper mereka di bagasi. “Mau pulang dulu, Non, Bang? Atau ke kantor?” tanya Sinta. Ben dan Anne kompak menggeleng. “Langsung ke rumah sakit,” pinta Ben. Satu jam lewat tengah hari saat mereka akhirnya tiba di tujuan. Lobi rumah sakit ramai namun tid

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN