Riani menghela nafas kemudian menghempaskan tubuhnya di kursi. Bersiap menuliskan laporan pemeriksaan dan tindakan pada pasiennya di dalam rekam medis. Belum sempat ia membuka map rekam medis, seorang bidan senior menghampiri. “Dek, bisa minta tolong bantu persalinan di bed sembilan?” “Ah, saya… ya sudah, nggak apa-apa. Bisa.” Riani berdiri. Beranjak ke wastafel untuk mencuci tangan. Prosedur awal sebelum kontak dengan pasien. “Makasih, ya. Maaf, nih, semua pada repot. Begini lah kalo hari Senin.” Si bidan senior itu tersenyum getir. Wajah di balik maskernya tampak berpeluh. Lelah. “Iya, Mbak. Nggap apa-apa.” Riani balas tersenyum. Sedetik kemudian senyumnya sempurna tersembunyi di balik masker. Sebenarnya, hari apapun gedung Instalasi Gawat Darurat ini tetap ramai. Mana ada kasus gaw