Book 2 Chapter 6

1093 Kata

“Uhuk…uhuk!!!” Riani tersedak. Bagaimana bisa Ryan masih mengingat soal rencana iseng para tetua itu semalam? “Eh, pelan-pelan, Ri. Minum dulu.” Ryan menyodorkan botol minumnya, tapi ditolak. Riani membuka botol minumnya sendiri. “Gimana, Mas?” Riani menutup botol minumnya. Membersihkan sudut bibirnya dari sisa-sisa air minum. Irama jantungnya mulai teratur. “Gimana tanggapanmu soal usulan Mamaku?” Ryan memasukkan sesendok penuh nasi padang ke mulutnya. Perutnya sangat lapar. “Hmm, soal… kita yang dijodohin?” Tanya Riani hati-hati. “He’em.” Jawab Ryan santai. Bahkan terkesan tak peduli. Riani berdehem pelan. “Hm, Tante Ayu suka iseng banget, ya? Haha. Nggak mungkin lah. Orang tua kita ‘kan sahabatan sejak kita belum lahir, Mas. Masa mau naik level jadi besanan?” Pipi Riani merona, wa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN